Pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan pendekatan 3R melalui program bank sampah, pembangunan TPS3R dan TPST, serta pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan maggot. Untuk sampah anorganik, pengelolaan dilakukan melalui penjualan, daur ulang, dan kreasi produk bernilai ekonomi. Upaya ini diperkuat dengan gerakan sosial seperti Sodaqoh Sampah, penyediaan sarana, serta pelatihan bagi masyarakat. Seluruh langkah tersebut bertujuan mengurangi timbunan sampah ke TPA sekaligus mendukung terwujudnya Bantul Bersih Sampah 2025.
Pemerintah Kabupaten Bantul bertekad mewujudkan Bersih Sampah 2025 melalui gerakan Bantul Bersama. Saat ini pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul masih belum optimal, capaian pengelolaan sampah baru mencapai 62,29%. Terdapat 4 kegiatan utama Bantul Bersama, yaitu:
- Membangun budaya/kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam pengurangan sampah dari sumber sampah (rumah tangga)
- Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional pengelolaan sampah
- Mengoptimalkan kelompok pengelola sampah dan membangun model pengelolaan sampah berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal)
- Pembangunan Fasilitas dan Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah
Memberdayakan ibu ibu PKK untuk mengolah lahan pekarangn untuk ditanaman Toga ( empon empon ) dari hasil tanam toga diolah menjadi minuman jamu kekinian.
Gareng Sinau adalah inovasi Sanggar Edukasi Pengurangan Risiko Bencana berbasis inklusi yang dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya penyandang disabilitas, anak usia dini, dan orang tua. Gareng Sinau menjadi ruang pembelajaran bersama yang inklusif dan adaptif dalam membangun budaya siaga bencana.
Gempita (Gerakan Masyarakat Peduli Limbah Rumah Tangga) merupakan program pembiasaan pemilahan sampah sejak tingkat rumah tangga di Kalurahan Jambidan. Melalui gerakan ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli dalam mengelola limbah rumah tangga secara bijak, sehingga dapat mengurangi pencemaran, menjaga kebersihan lingkungan, serta mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Pemerintah Kalurahan Gilangharjo dalam rangka sukseskan Program Bantul Bebas Sampah 2025 menggerakan seluruh elemen masyarakat melalui Dukuh dan RT untuk membuat jogangan di wilayah masing-masing dengan cara gotongroyong. Diharapkan pelaksanaan program ini dapat mendukung pengurangan sampah dan sampah dapat selesai di setiap RT masing-masing sehingga tidak lagi membebani tempat pembuangan komunal tingkat daerah.
Optimalisasi pengelola sampah padukuhan yang sudah ada untuk mengelola sampah dan bersinergi dengan pengelolaan sampah terpadu kalurahan.
Gost Sampah bertujuan mengatasi sampah-sampah ilegal, melakukan operasi tangkap tangan dan ditingkatkan melakukan tindakan hukum terhadap pelaku pembuangan sampah liar. Adapun saber sampah sudah termasuk dalam ketugasan tim saber sampah DLH Bantul yang meliputi Pembersihan rumput liar, pembersihan sampah liar, pembersihan lingkungan di lokasi-lokasi insidental yang memerlukan penanganan segera.
Pertanian Terpadu pengelolaan kambing, mulai dari penggemukan sampai penyembelihan, dan disedian tanaman hortikultura, dan akan dijadikan wisata dan edukasi wisata
Sesuai perencanaan pengelolaan sampah di Bangunjiwo akan diintegrasikan dengan program Integrated Farming, dimana pupuk kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik digunakan untuk memperbaiki tanah gersang yang akan ditanami pohon buah-buahan. dan ada peternakan kambing untuk masyarakatserta ditanami pakan-pakan kambing
Desain pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga di Kabupaten Bantul diarahkan dengan menempatkan peran Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM). Pengelola sampah mandiri berdiri sudah sejak lama (2012). Adanya kesamaan visi dan misi dalam pengelolaan sampah maka akhirnya masing-masing pengelola sampah mandiri tersebut bergabung menjadi Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM). Pemerintah melihat efektifitas JPSM dalam mengurangi jumlah timbulan sampah sehingga mengangkatnya menjadi salah satu cara yang cerdas dalam menanggulangi timbulan sampah di Kabupaten Bantul. Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) juga aktif mengadakan pelatihan bagi anggota untuk meningkatkan ilmu dan pengalaman/kecakapan dalam mengelola sampah.
Kaltana (Kalurahan Tanggap Bencana) merupakan program penguatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana. Kegiatan ini melibatkan warga dalam pelatihan, pembentukan tim relawan, serta penyediaan sarana pendukung, sehingga tercipta lingkungan yang lebih tangguh dan sigap dalam menghadapi kondisi darurat.
Kampung Iklim dibentuk dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.Kampung Iklim ini dapat diikuti oleh seluruh padukuhan yang ada di Kabupaten Bantul. Adapun kategori proklim ini, yaitu: Pratama, Madya, Utama, dan Lestari. Kriteria yang dinilai antara lain: aspek mitigasi bencana, pengelolaan sampah, ekowisata, dll.
Kompor Bara Pasti (Kompor Daur Ulang dari Bekas Freon AC) merupakan inovasi pemanfaatan barang bekas dengan membuat kompor dari tabung freon AC yang sudah tidak terpakai. Program ini tidak hanya mendukung kreativitas daur ulang, tetapi juga memberikan manfaat praktis bagi masyarakat sebagai alternatif alat memasak yang ramah lingkungan sekaligus mengurangi limbah anorganik.
Mangrove disamping sebagai barrier penahan abrasi dari Laut Selatan, juga sebagai tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut seperti udang, kepiting dll. selain itu sebagai wahana rekreasi/ wisata.
Pemantauan perkembangbiakan penyu dengan pemotretan (disediakan kamera digital) dan pemantauan tempat bertelurnya penyu (disediakan motor ATV sebagai sarana memantau persebaran penyu)
Sampah yang di urai oleh maggot yang nantinya maggot itu akan menjadi makanan untuk ternak lele Menggunakan Sistem Sirkulasi, dipilah organik untuk makan maggot dan anorganik seperti plastik di press dengan hidrolik.
LESTARI DLINGO merupakan akronim dari “Lestarikan Ekosistem dan Terapkan Tani Ramah Lingkungan Inovatif di Dlingo”, yang sekaligus mencerminkan visi regeneratif dalam pertanian. Filosofi di balik nama ini menggambarkan semangat kolektif masyarakat Dlingo dalam menjaga keberlanjutan alam melalui pendekatan teknologi hayati yang inovatif, tanpa meninggalkan nilai-nilai kelestarian dan produktivitas pertanian yang menjadi kekuatan masing-masing kelompok tani.
Lampu yang terbuat dari galon bekas yang didalamnya ada racun yang mematikan bagi serangga (hama)
Metode Lampah merupakan inovasi pengelolaan sampah organik dengan cara tradisional ala simbah, yaitu melalui pembuatan jugangan (lubang resapan) di setiap rumah. Program ini menjadi bagian dari gerakan “5000 Jugangan” yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga sekaligus mengembalikan sisa organik menjadi pupuk alami yang bermanfaat bagi lingkungan.
Pelatihan pengelolaan sampah tingkat Kalurahan Timbulharjo adalah kegiatan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang cara memilah dan mengolah sampah rumah tangga secara mandiri, salah satunya melalui pelatihan yang dilaksanakan di Padukuhan Gabusan. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat agar dapat mengelola sampah dengan efektif dan berkelanjutan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Program pemasangan papan informasi kebencanaan oleh BPBD merupakan upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan wisatawan melalui penyediaan informasi penyelamatan serta rambu evakuasi di lokasi-lokasi wisata. Inovasi ini diharapkan dapat meminimalisir risiko bencana dan memberikan panduan praktis saat keadaan darurat terjadi.
Pembakaran Sampah yang Tidak Dapat Terurai merupakan upaya pengelolaan sampah anorganik atau sampah yang sulit terurai dengan cara dibakar. Program ini bertujuan mengurangi penumpukan sampah rumah tangga sekaligus menjaga kebersihan lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara dalam penanganan sampah anorganik, sambil tetap mendorong kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengurangi produksi sampah sejak dari rumah tangga.
Green house ini dibangun sebagai media penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Kehadirannya mendukung pemanfaatan lahan secara optimal, menyediakan tanaman herbal bermanfaat bagi kesehatan, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan dan kesehatan keluarga.
Pembuatan kompor dari oli bekas, diprosuksi oleh kelompo dan diperuntukan untuk masyarakat (ada 2 -4 keluarga yang menggunakan)
Menempatkan petugas untuk menangani sampah non oganik di jalur irigasi tertentu ( misalnya Botol , plastik snack, kasur) tujuan agar kualtias air untuk sawah menjadi lebih baik .
Inovasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah cair rumah tangga. Melalui penerapan cara sederhana dan ramah lingkungan, program ini mendorong terciptanya lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Untuk menyukseskan Bantul Bersih Sampah 2025, Kalurahan Guwosari melalui Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Go-Sari turut andil dalam menjaga lingkungan. Rata-rata 4 ton sampah yang setiap hari masuk ke TPS Go-Sari dipilah dan dipilih antara sampah organik dan non organik. Mayoritas sampah organik kembali diolah menjadi maggot yang bisa digunakan sebagai alternatif pakan ikan maupun unggas. Sedangkan untuk sampah non organik yang memiliki nilai jual seperti botol plastik dikumpulkan dan dipilih ulang.
Unit usaha BUMDes Panggung Lestari Panggungharjo Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS) merupakan pengelolaan sampah dengan pemilahan. Sampah warga yang masuk KUPAS akan dipilah kembali menjadi beberapa bagian hingga nanti tinggal residu yang tidak bisa diolah lagi. Sementara untuk sampah organik dapur warga dari Kelurahan memberikan solusi, yakni alat pengolah ember tumpuk serta yang terbaru alat lodong sisa dapur (losida). Sehingga pembuangan sampah sudah mulai dikurangi sejak dari rumah.
Pengelolaan sampah antroposen dengan membangun instalasi raksasa berdinding batu bata plastik secara bertahap dari material sampah plastik sejak 2021.. Bahan baku material pembuatan dinding monumen dari sampah plastik yang dipanaskan lalu di press dan dibentuk menyerupai batu bata. Setiap batu bata plastik dibuat dari 6 kg sampah plastik.
Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Bantul merupakan upaya mengidentifikasi lokasi-lokasi berisiko pencemaran B3 dan LB3 di Kab. Bantul sehingga upaya untuk mengurangi risiko tersebut dapat disusun secara lebih tepat guna dan tepat sasaran.
Tersedianya suatu tempat khusus, baik ruangan atau gedung, di Kabupaten Bantul yang dibangun tahan gempa (sebaiknya mampu menahan gempa lebih dari 9 Mw) yang berfungsi sebagai pusat pengendalian operasi, pusat data, dan pusat komando kebencanaan/kedaruratan. Di tempat tersebut, ditempatkan personel-personel lintas sektor yang merupakan perwakilan-perwakilan dari Perangkat Daerah-Perangkat Daerah yang memiliki tupoksi dalam pengumpulan pengelolaan, pemanfaatan, dan diseminasi informasi kebencanaan/kedaruratan. Dengan adanya pusat media, seluruh informasi kebencanaan di Kabupaten Bantul dikelola dan didiseminasikan secara "satu pintu" melalui pusat media ini sehingga meminimalisir hoax dan mempermudah pihak-pihak untuk memperoleh data kebencanaan yang terpercaya di Kab. Bantul.
Program Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ramah Anak dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul merupakan inovasi untuk menambah dan mengembangkan ruang terbuka yang aman, nyaman, serta ramah bagi anak. Program ini diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang anak sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah Bantul.
Rubuha (Rumah Burung Hantu) struktur buatan yang dirancang untuk menyediakan tempat tinggal bagi burung hantu, khususnya jenis Tyto alba, di area persawahan. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan burung hantu sebagai predator alami hama tikus, sehingga membantu petani dalam pengendalian hama secara ramah lingkungan.
Kalurahan Guwosari membentuk Tempat Pengolahan Sampah (TPS) bernama Go-Sari. TPS Go-Sari merupakan Unit Layanan Sampah Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari yang didirikan sejak November 2019 lalu.
Sebanyak 500-an Kepala Keluarga (KK) di Kalurahan Guwosari telah menjadi pelanggan TPS Go-Sari saat ini. TPS Go-Sari mampu mengelola sampah secara mandiri dengan konsep zero waste atau pengelolaan dengan melakukan pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual. Sekitar 1 ton sampah per hari bisa diolah menjadi berkah.
Sekolah sampah terpadu sapu jagad merupakan inovasi untuk mengedukasi masyarakat tentang persampahan, target sasaran tidak hanya masyarakat di Kalurahan Bangunhajo saja. Masyarakat Bangunharjo dapat belajar memilah sampah anorganik dan menggunkan insinerator untuk membakar residu sampah tanpa mnimbulkan polusi udara secara gratis
Inovasi ini merupakan sistem pemantauan ketinggian air secara real-time yang dipasang di DAM Tirtohargo, khususnya di Kali Opak. Sistem ini berfungsi sebagai indikator dini terhadap potensi bencana tsunami. Melalui sensor yang dipasang, tinggi muka air dipantau secara terus-menerus dan data dapat diakses publik melalui laman: https://damtirtohargo.web.app.
Inovasi ini menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana dengan memberikan informasi awal yang cepat dan akurat kepada masyarakat dan pihak berwenang, sehingga dapat dilakukan tindakan tanggap darurat secara efektif.
Inovasi dalam pengelolaan sampah non organik dengan melibatkan karyawan secara terpadu melalui sistem pemilahan, bank sampah, daur ulang, dan pemanfaatan sampah non organik menjadi barang bernilai guna.
Sistem aplikasi peta kerawanan bencana Kabupaten Bantul merupakan inovasi BPBD yang menyajikan informasi wilayah rawan bencana secara digital. Aplikasi ini memudahkan masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lain dalam mengakses data kerawanan bencana sehingga mendukung kesiapsiagaan, mitigasi, serta pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
SIM BERSAMA dibuat dengan harapan agar BUMKal dapat mengelola sampah tersebut dengan mudah. Sehingga dapat mensukseskan Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama)
Pertanian bawang merah di Kalurahan Parangtritis telah didukung dengan electrifying agriculture dan telah terbukti tingkat efisiensi di banding menggunakan bahan bakar BBM. Saat awal adanya electrifying agriculture penyiraman masih manual dan para petani terus berpikir guna meningkatkan efisiensi usaha taninya. Munculah ide penggunaan irigasi kabut, yang kemudian menemukan gagasan pemanfaatan sprinkle untuk penyiraman. Antar sprinkle dihubungkan dengan selang air dimana aliran air diatur dengan melalui saklar listrik yang berfungsi menyambung dan memutus aliran listrik pompa. Jarak lokasi sawah dengan permukiman juga menjadi dasar pemikiran bagi petani bawang merah Parangtritis. Pemikiran untuk menemukan cara agar penyiraman dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Muncullah gagasan untuk menggunakan teknologi internat guna mengendalikan sistem penyiraman sprinkle. Saat ini sedang dikem-bangkan pemanfaatan hand phone untuk mengendalikan saklar ON/ OFF yang menyambung/memutus power listrik yang menggerakan pompa yang dapat dikendalikan dari mana saja. Sistem rangkaian yang dikembangkan sangat sederhana dengan memanfaatkan aplikasi yang dapat diperoleh di playstore. Bahannya adalah smartplug, router wifi, sprinkle, pipa PVC, ELSB dan handphone android.
Program sosialisasi kebencanaan oleh BPBD dilakukan melalui media sosial, papan informasi, serta konten kreatif seperti podcast di Instagram dan TikTok. Upaya ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait mitigasi bencana dengan cara yang lebih mudah diakses dan menarik.
Bantul Integrated Sirine System dikembangkan untuk menyampaikan informasi peringatan dini tsunami kepada warga melalui sirine disertai suara dengan bahasa komunikasi yang sudah ditentukan untuk menjamin informasi diterima secara lengkap, cepat, dan akurat. Inovasi ini merupakan yang pertama di Indonesia dan sudah dijadikan rujukan dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI). Pengesahan Standar Nasional Indonesia SNI dituangkan dalam SNI 8040:2017 tentang Sirine Peringatan Dini Tsunami
Waste Terminator adalah alat pembakar sampah yang dirancang tanpa menghasilkan asap, sehingga ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Alat ini diberikan sebagai bentuk bantuan untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan di tingkat rumah tangga maupun komunitas.
WETANOMAH Integrated Farming (WIF) merupakan program pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya ikan, hidroponik, serta peternakan hewan dalam satu kesatuan sistem. Melalui pendekatan ini, pemanfaatan lahan dan sumber daya dapat dilakukan secara lebih efisien, berkelanjutan, serta memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.